Jumat, 19 Oktober 2012

Kembali pada Al-Qur’an dan As-Sunnah


Meluruskan anggapan bodoh terhadap Wahabi (Salafi)
By : Abi Awadh Naufal (abiawadhnaufal@yahoo.com)
Alhamdulillah, washsholatu wassalamu ala Nabiyyina Muhammad bin Abdillah, wa alihi washohbihi wa man waalah
Wa ba'du:
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :
من يهد الله فهو المهتد ومن يضلل فلن تجد له وليا مرشدا
Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk, dan barangsiapa yang disesatkan Nya maka kamu tak akan mendapatkan seorang pemimpinpun yang dapat memberi petunjuk kepadanya. (Q.S. Al Kahfi: 17)
ومن يهد الله فهو المهتد ومن يضلل فلن تجد لهم أولياء من دونه ونحشرهم يوم القيامة على وجوههم عميا وبكما وصما مأواهم جهنم كلما خبت زدناهم سعيرا
Dan barangsiapa yang ditunjuki Allah, dialah yang mendapat petunjuk dan barangsiapa yang Dia sesatkan maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penolong-penolong bagi mereka selain dari Dia. Dan Kami akan mengumpulkan mereka pada hari kiamat (diseret) atas muka mereka dalam keadaan buta, bisu dan pekak. Tempat kediaman mereka adalah neraka jahannam. Tiap-tiap kali nyala api Jahannam itu akan padam, Kami tambah lagi bagi mereka nyalanya.
Pembahasan :
Dua ayat di atas diawali dengan kalimat
 من يهد الله
Man, adalah isim syarat, menjazamkan fi'il
Yahdi, fi'il mudhori' dijazamkan oleh man
Lafdzul jalalah sebagai fa'il dari yahdi
Kalimat selanjutnya sebagai jawabusy syarthi
Bagaimana bila ditulis:
من يهديه الله فلا مضل له ومن يضلل فلن تجد له وليا مرشدا
Jawaban:
Kalimat di atas tentu saja salah besar menurut pakem bahasa arab yang benar. Man yang berlaku sebagai isim syarat tidak menjazamkan fi'il mudhori yang jatuh sesudahnya
Parahnya, kesalahan kecil dalam memahami bahasa arab yang notabene adalah bahasa Al Qur'an dan Hadits justru dilakukan oleh ahli bid'ah yang pura-pura mengajak kembali pada Al-Qur'an dan sunnah
Tidak percaya??
Coba buka :
Sekitar 156,000 hasil (0.17 detik)
Sekitar 7,390 hasil (0.17 detik)
Tidak sengaja? Rasanya tidak mungkin. Karena sangat terlalu banyak
Sengaja? Entahlah. Saya tidak berani sembarang menuduh
Namun melihat dari kasus yang ada, dapat saya simpulkan bahwa golongan yang pura-pura mengajak kembali pada Al Qur'an dan Sunnah, namun tidak memahami kaidah bahasa arab secara benar bisa jadi dia adalah penipu atau korban penipuan berkedok islam
Saran:
Pembukaan sebuah pidato, tulisan atau artikel kalau tidak menguasai bahasa arab ga usah sok kemarab lah. Pake bahasa Indonesia saja sudah cukup. Yang penting maksud dari pembahasan bisa dimengerti
Wallahu a'lam bishshowab
Semoga kita senantiasa istiqomah di atas manhaj salaf, berpegang teguh dengan sunnah nabawiyah serta tetap tegar menghadapi tantangan ahlu bid'ah dholalah
Salam Pembela Sunnah!

3 komentar: