Oleh : Prabu Kian Santang.212
Buta di masa kecilnya. Keliling dunia mencari ilmu. Menghafal ratusan
ribu hadits. Karyanya menjadi rujukan utama setelah Al Qur'an. Lahir
di Bukhara pada bulan Syawal tahun 194 H. Dipanggil dengan Abu
Abdillah. Nama lengkap
beliau Muhammmad bin Ismail bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhari Al
Ju'fi.
Beliau digelari Al Imam Al Hafizh, dan lebih dikenal dengan sebutan Al Imam
Al Bukhari. Buyut beliau, Al Mughirah, semula beragama Majusi (Zoroaster ),
kemudian masuk Islam lewat perantaraan gabenor Bukhara yang bernama Al
Yaman Al Ju'fi. Sedang ayah beliau, Ismail bin Al Mughirah, seorang tokoh
yang tekun dan ulet dalam menuntut ilmu, sempat mendengar ketenaran Al Imam
Malik bin Anas dalam bidang keilmuan, pernah berjumpa dengan Hammad bin
Zaid, dan pernah berjabatan tangan dengan Abdullah bin Al Mubarak.
Sewaktu kecil Al Imam Al Bukhari buta kedua matanya. Pada suatu malam ibu
beliau bermimpi melihat Nabi Ibrahim Al Khalil 'Alaihissa laam yang
mengatakan , "Hai Fulanah (yang beliau maksud adalah ibu Al Imam Al
Bukhari, pent), sesungguhnya Allah telah mengembali kan penglihatan kedua
mata putramu karena seringnya engkau berdoa". Ternyata pada pagi harinya
sang ibu menyaksikan bahwa Allah telah mengembalikan penglihatan kedua
mata putranya.
Ketika berusia sepuluh tahun, Al Imam Al Bukhari mulai menuntut ilmu,
beliau melakukan pengembaraan ke Balkh, Naisabur, Rayy, Baghdad, Bashrah,
Kufah, Makkah, Mesir, dan Syam. Guru- guru beliau banyak sekali jumlahnya.
Di antara mereka yang sangat terkenal adalah Abu 'Ashim An- Nabiil, Al
Anshari, Makki bin Ibrahim, Ubaidaillah bin Musa, Abu Al Mughirah, 'Abdan
bin 'Utsman, 'Ali bin Al Hasan bin Syaqiq, Shadaqah bin Al Fadhl,
Abdurrahman bin Hammad Asy-Syu'ai si, Muhammad bin 'Ar'arah, Hajjaj bin
Minhaal, Badal bin Al Muhabbir, 'Abdullah bin Raja', Khalid bin Makhlad,
Thalq bin Ghannaam, Abdurrahma n Al Muqri', Khallad bin Yahya, Abdul 'Azizi
Al Uwaisi, Abu Al Yaman, 'Ali bin Al Madini, Ishaq bin Rahawaih, Nu' aim
bin Hammad, Al Imam Ahmad bin Hanbal, dan sederet imam dan ulama ahlul
hadits lainnya. Murid-murid beliau tak terhitung jumlahnya. Di antara
mereka yang paling terkenal adalah Al Imam Muslim bin Al Hajjaj An
Naisaburi, penyusun kitab Shahih Muslim.
Al Imam Al Bukhari sangat terkenal kecerdasan nya dan kekuatan hafalannya .
Beliau pernah berkata, " Saya hafal seratus ribu hadits shahih, dan saya
juga hafal dua ratus ribu hadits yang tidak shahih". Pada kesempatan yang
lain belau berkata, "Setiap hadits yang saya hafal, pasti dapat saya
sebutkan sanad (rangkaian perawi-per awi)-nya". Beliau juga pernah ditanya
oleh Muhamad bin Abu Hatim Al Warraaq, " Apakah engkau hafal sanad dan
matan setiap hadits yang engkau masukkan ke dalam kitab yang engkau susun
(maksudnya : kitab Shahih Bukhari -red)?" Beliau menjawab, "Semua hadits
yang saya masukkan ke dalam kitab yang saya susun itu sedikit pun tidak ada
yang samar bagi saya".
Anugerah Allah kepada Al Imam Al Bukhari berupa reputasi di bidang hadits
telah mencapai puncaknya. Tidak mengherankan jika para ulama dan para imam
yang sezaman dengannya memberikan pujian (rekomendasi) kepada beliau.
Berikut ini adalah sederet pujian (rekomendasi) termaksud: Muhammad bin
Abi Hatim berkata, " Saya mendengar Abu Abdillah (Al Imam Al Bukhari)
berkata, "Para sahabat 'Amr bin 'Ali Al Fallaas pernah meminta penjelasan
kepada saya tentang status (kedudukan ) sebuah hadits. Saya katakan kepada
mereka, "Saya tidak mengetahui status ( kedudukan ) hadits tersebut".
Mereka jadi gembira dengan sebab mendengar ucapanku, dan mereka segera
bergerak menuju 'Amr. Lalu mereka menceriter akan peristiwa itu kepada
'Amr. 'Amr berkata kepada mereka, "Hadits yang status ( kedudukan nya)
tidak diketahui oleh Muhammad bin Ismail bukanlah hadits".
Al Imam Al Bukhari mempunyai karya besar di bidang hadits yaitu kitab
beliau yang diberi judul Al Jami' atau disebut juga Ash-Shahih atau Shahih
Al Bukhari. Para ulama menilai bahwa kitab Shahih Al Bukhari ini merupakan
kitab yang paling shahih setelah kitab suci Al Quran. Ketakwaan dan
keshalihan Al Imam Al Bukhari merupakan sisi lain yang tak pantas
dilupakan. Berikut ini diketengah kan beberapa pernyataan para ulama
tentang ketakwaan dan keshalihan beliau agar dapat dijadikan teladan.
Abu Bakar bin Munir berkata, "Saya mendengar Abu Abdillah Al Bukhari
berkata, "Saya berharap bahwa ketika saya berjumpa Allah, saya tidak
dihisab dalam keadaan menanggung dosa ghibah (menggunjing orang lain)".
Abdullah bin Sa'id bin Ja'far berkata, "Saya mendengar para ulama di
Bashrah mengatakan , " Tidak pernah kami jumpai di dunia ini orang seperti
Muhammad bin Ismail dalam hal ma'rifah ( keilmuan) dan keshalihan ".
Sulaim berkata, "Saya tidak pernah melihat dengan mata kepala saya sendiri
semenjak enam puluh tahun orang yang lebih dalam pemahamannya tentang
ajaran Islam, lebih wara' (takwa), dan lebih zuhud terhadap dunia daripada
Muhammad bin Ismail."
Al Firabri berkata, "Saya bermimpi melihat Nabi Shallallaahu 'Alaihi
Wasallam di dalam tidur saya". Beliau Shallallaa hu 'Alaihi Wasallam
bertanya kepada saya, "Engkau hendak menuju ke mana?" Saya menjawab,
"Hendak menuju ke tempat Muhammad bin Ismail Al Bukhari". Beliau Shallallaa
hu 'Alaihi Wasallam berkata, "Sampaikan salamku kepadanya! "
Al Imam Al Bukhari wafat pada malam Idul Fithri tahun 256 H. ketika beliau
mencapai usia enam puluh dua tahun. Jenazah beliau dikuburkan di Khartank,
nama sebuah desa di Samarkand. Semoga Allah Ta'ala mencurahkan rahmat-Nya
kepada Al Imam Al Bukhari.
(Prabu Kian Santang.212)
Sumber iLuvislam