Selasa, 15 November 2011

ADABUL ISLAM TA'LIM MUTA'ALLIM

By : Pendekar Pedang Setiawan

Profil Facebook :
http://www.facebook.com/pendekar.pedang.ibnu.sahlan?refid=17

http://m.facebook.com/pendekar.pedang.ibnu.sahlan?refid=17


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Dalam ayat alqur'an surat al-mu'minun ayat 33, termaktub :

ﻭﻗﺎﻝ ﺍﻟﻤﻸ ﻣﻦ ﻓﻮﻣﻪ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻛﻔﺮﻭﺍ ﻭﻛﺬﺑﻮﺍ ﺑﻠﻘﺎﺀ ﺍﻷﺧﺮﺓ ﻭﺃﺗﺮﻓﻨﻯﻬﻢ ﻓﻲ ﺍﻟﺤﻴﻮﺓ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻣﺎ ﻫﺬﺍ ﺇﻻ ﺑﺸﺮﻣﺜﻠﻜﻢ ﻳﺄﻛﻞ ﻣﻤﺎ ﺗﺄﻛﻠﻮﻥ ﻣﻨﻪ ﻭﻳﺸﺮﺏ ﻣﻤﺎ ﻧﺸﺮﺑﻮﻥ [ المعمنون ٣٣ ]

Terjemah : "Dan berkatalah pemuka- pemuka orang yang tertutup (mata hatinya) di antara kaumnya dan yang mendustakan, akan menemui hari akhirat (kelak) dan yang telah Kami mewahkan mereka dalam kehidupan di dunia, (mereka berkata) :
"(Orang) ini { nabi muhammad shallallahu alaihi wasallam, dan orang-orang yang beriman} tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, dia makan dari apa yang kamu makan, dan meminum dari apa yang kamu minum".
[Al- Mu'minun 33]

Dalam salah satu tafsir di jelaskan bhw "Al-Mala" berdasarkan Penjelasan Al Roghib adalah :

ﺍﻟﻤﻸ ﺍﻟﺠﻤﺎﻋﺔ ﻳﺠﺘﻤﻌﻮﻥ ﻋﻠﻰ ﺭﺃﻯ ﻓﻴﻤﻸﻭﻥ ﺍﻟﻌﻴﻮﻥ ﺭﻭﻋﺎﺀﻭ ﺍﻟﻨﻔﻮﺱ ﺩﻻﻟﺔ ﻭﺑﻬﺎﺀ ﺍﻯ ﺍﺷﺎﺭﻑ ﻗﻮﻣﻪ ﺍﻟﻜﺎﻓﺮﻳﻦ

"Al-Mala', adalah Sekumpulan orang-orang yg berkumpul atas sebuah pendapat (Akal), pandangan mereka di penuhi dg rasa was-was / kekhawatiran dan nafsu untuk mencapai sebuah bukti dan kelayakan, maksudnya untuk membela / mempertahankan kemulyaan Kaumnya yg kafir. -------------------
---------------------------------------------------------------------
Seringkali kita membaca sebuah statement dengan nada merendahkan, bahwa para nabi adalah manusia biasa, tidak bisa memberi syafa'at, manfaat, dan mudhorot,

Para Imam Madzhab itu manusia biasa, tidak Ma'shum pendapatnya bisa salah,

para shufi adalah manusia biasa, bukan orang suci seperti halnya malaikat,

para wali itu manusia biasa, bukan orang sakti,

dan semua itu di ucapkan dengan nada ejekan, meremehkan, dan merendahkan.

Artinya mereka hanya melihat dan menilai pada sisi kemanusiaan (basyariah) saja dan menyama ratakan kemampuan Basyariyahnya dengan mereka, sehingga mereka tidak punya rasa rendah diri atau tawadhu' sedikitpun di hati dan jiwa, padahal derajat mereka jauh berada dibawah.
Ada sebuah Hikmah mengatakan: "Apa bila Allah berkehendak memperlihatkanmu pada seorang WaliNya (kekasihNya, HambaNya, para Anbiya', Shiddiqin, Syahidin, Sholikhin) maka Dia membuatmu tidak melihat sisi kemanusiaannya, namun melihat keistimewaannya".
Orang-orang as-Sabiqunal awwalun meraih Iman kepada Rosulullah itu ketika mereka tidak memandang Beliau sebagai manusia biasa yang hanya makan, minum, tidur, merasakan sakit, enak, dll. seperti hal nya yang mereka alami juga, tapi Hati mereka tunduk sebab Fakta bahwa Rasulullah seorang yang istimewa, lain dari yang lain, atau dengan kata lain Kesempurnaan prilaku, Akhlaq, sikap, ilmu, mu'jizat, yang di milikinya, tidak di miliki oleh yang lain..

Begitu juga sikap umat islam para alim yang hidup semasa imam madzhab, semasa para A'immah mutashawwif, semasa para wali, mereka menilai tidak hanya sekedar basyariyah, tapi berdasarkan kesaksian akan keistimewaan yang di berikan Tuhan kepada Hamba Yang Di KasihiNya.

Wa bilahi taufiq wal hidayah wa ridho wal inayah,

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Tidak ada komentar:

Posting Komentar